Kisah Perjuangan Penjual Es Badeg di Pinggir Jalan

Ini adalah salah satu pengalaman saya saat rasa syukur berkurang karena masalah keuangan, yah saya rasa anda juga pasti mengalami hal ini juga. Saya mengalami penurunan penjualan yang berimbas pada hasil usaha, bukan 1-2 hari, tapi hampir 1 bulan lamanya. Entahlah, berbagai cara sudah saya lakukan untuk membenahi masalah ini namun belum juga mendapatkan solusinya.

sumber gambar : idahceris.wordpress.com
Siang itu cuaca sangat panas, saya merasa haus yang menyiksa hingga akhirnya saya nekad keluar dari toko dan mulai mencari sesuatu yang menyegarkan. Banyak penjual es buah, es campur, buah segar, dan lain sebagainya namun entah kenapa saya malah berhenti di tempat penjual es degan / legen / lahang.

Badeg atau nira adalah sari dari bunga kelapa, biasanya dipakai oleh para penderes untuk membuat gula merah, yah kalau anda melihat gula merah, badeg adalah bahan utama untuk membuatnya. Namun kalau diminum langsung juga sudah enak, manisnya tingkat dewa :D

Saya memesan es badeg 1 gelas, harganya hanya 5ribu saja, namun rasanya manis dan segar. Saya juga sempat bertanya-tanya kepada penjualnya, katanya baru beberapa hari dia jualan di tempat itu. Dia sebelumnya adalah penderes nira atau pengrajin gula kelapa, namun karena bisnis gula terkadang kurang menguntungkan akibat hujan atau kemarau yang mempengaruhinya, maka dia beralih menjadi penjual es badeg ini.

Saya yang sedang kesusahan malah merasa kasihan dengan penjual badeg ini, setiap pagi dari jam 5 dia sudah memanjat puluhan pohon kelapa yang tingginya bisa mencapai belasan meter untuk mengambil nira yang dia tampung, lalu dia memasukkannya dalam wadah dan membeli perlengkapan jualan seperti plastik, sedotan, dan es balok, dan berangkatlah dia ke tempat jualannya yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Kalaupun sudah selesai jualan, sorenya dia masih harus memanjat pohon kelapa lagi untuk mengambil nira yang sudah tertampung, kali ini untuk digunakan sebagai bahan pembuat gula merah.

Pendapatannya dari jualan es badeg tak seberapa, namun perjuangan yang dia lakukan adalah sesuatu yang sangat berat menurut saya, taruhannya nyawa saat memanjat pohon kelapa yang tinggi. Hmm saya malah malu sendiri karena kurang bersykur dengan keadaan usaha saya. Yah mungkin Allah SWT menuntun saya ke tempat penjual es badeg ini agar saya menyadari betapa banyaknya nikmat yang telah Allah SWT berikan, dan betapa saya kurang bersyukur dengan segala yang telah Allah SWT berikan.

Wirausahakan Updated at: 2:36 AM

0 komentar:

Post a Comment