Bisakah Penjual Cilok Menjadi Pengusaha Sukses?

Tahukah anda dengan jajanan cilok? Jajanan yang berbahan dasar dari tepung, dijual dengan harga kisaran 1ribu per biji? Dengan sistem jualan yang keliling jalan atau menunggu di tempat ramai, menjual jajanan dengan harga murah, bisakah mereka sukses?! Simak cerita di bawah ini.

Seorang penjual cilok keliling sudah 2 tahun menjalankan usahanya, kegiatan yang dilakukannya adalah membuat adonan di pagi hari, lalu berangkat untuk menjajakan dagangannya di siang hari, ketika dagangannya habis di sore hari, dia akan pulang ke rumah, menghitung hasil jualannya, lalu berangkat ke toko langgananan untuk membeli bahan-bahan membuat cilok, dan besoknya kegiatan ini berulang lagi, setiap hari, selalu begitu saja kegiatannya. Setelah lama berkutat dalam usaha ini, sang penjual merasa hidupnya tak kunjung berubah, keuntungan dari jualannya hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari saja.

Sejenak dia merenungi nasibnya, hidupnya datar, malah terkadang menurun ketika jualannya sepi, kerugian dari cilok yang tidak laku harus dia tanggung, belum lagi kebutuhan hidup yang terus menumpuk. Sempat terfikir untuk menghentikan usahanya itu dan beralih menjadi seorang pekerja, namun dia bingung mau kerja apa lagi, keahliannya hanya membuat cilok saja. Namun Allah bersama hambanya yang mau berubah, malam harinya sang penjual cilok sholat tahajud, berdo'a, meminta petunjuk dari Allah agar hidupnya bisa berubah, besoknya sebelum berangkat jualan, dia menyedekahkan hartanya untuk kaum fakir miskin di sekitar tempat tinggalnya. Saat sedang jualan, dia iseng buka internet, dan tak sengaja dia membaca informasi tentang sistem bisnis yang baik, dia bersemangat dan ingin segera mencobanya.

Setelah membaca informasi dari internet, sang penjual memilih untuk tidak jualan selama 1 minggu, dia mau mempersiapkan sistem bisnisnya. Dia membeli 3 gerobak yang sama persis dengannya, lalu menambah produksi ciloknya, merekrut tetangganya yang nganggur untuk jualan cilok seperti dirinya. Darimana modalnya? Sang penjual cilok bekerjasama dengan tetangganya yang cukup kaya, dia meminta pinjaman sebesar 10juta dengan janji akan melunasinya secara kridit per bulan, ditambah dengan uang bagi hasil dari usahanya. 3 armada gerobak cilok sudah siap, 3 karyawan yang akan menjual ciloknya sudah siap, lalu setelah 1 minggu libur, mereka kemudian berangkat untuk menjual cilok, berkeliling di sekitaran tempat tinggalnya.

Dalam waktu satu bulan belum ada hasil yang bisa terlihat dari sitem bisnisnya itu, namun dia terus berusaha, hingga akhirnya di bulan ke 2 dia sudah mulai mendapatkan hasilnya. Keuntungan yang dia dapatkan bertambah, dengan 3 orang karyawannya, dia mampu mendapatkan keuntungan 3x lipat jika dibandingkan saat dia jualan sendirian dulu. Sambil melunasi hutangnya dan membayarkan hasil keuntungannya, sang penjual cilok semakin sibuk dengan usahanya, kini dia malah tidak bisa berangkat jualan karena di rumah dia kerepotan membuat adonan cilok yang semakin banyak.

Semakin lama usahanya terus berkembang, armadanya ditambah lagi menjadi 10 gerobak, begitu pula dengan karyawannya yang menjajakan cilok, dia juga menambah orang lain yang membantunya menyiapkan dagangan di rumahnya. Hutangnya lunas beserta uang bagi hasilnya, sang pemberi pinjaman bukannya selsai, dia malah menanamkan modalnya untuk penjual cilok ini, dana 30 juta diberikan untuk modal, dengan keuntungan yang nantinya akan dibagi rata.

Setelah sekian lama, akhirnya sang penjual cilok kini tak perlu bekerja keras lagi, dia sudah memiliki karyawan yang membantunya membuat cilok, sudah ada yang menjualkan barang dagangannya, dan dia hanya mengurusi keuangan dan hal-hal penting lainnya yang berhubungan dengan bisnisnya itu. Setelah sekian lama dikenal, akhirnya ada pengusaha makanan yang membeli namanya (franchise), dan dia bukan lagi penjual cilok keliling karena usahanya kini sudah menjamur di berbagai daerah, dia sukses dan dia masih tetap menjadi penjual cilok, namun kini dengan omset puluhan bahkan ratusan juta.

 
sumber gambar : cendrawasihpos.com

Dari cerita di atas, kita bisa mengambil pelajaran, ketika kita menjalankan usaha dan belum sukses, jangan buru-buru menyalahkan jenis usahanya, namun coba pelajari sistem usahanya, apakah sudah benar? Apakah berkembang? Atau kita bukan seorang pengusaha, melainkan karyawan dari diri kita sendiri yang tidak tahu sistem bisnis. Semua orang bisa sukses dengan usahanya (apapun itu asalkan halal), yang harus diingat adalah perkembangan usahanya, karena seorang usaha adalah orang yang terus belajar dan bernovasi, pengusaha memikirkan keuntungan jangka panjang, bukannya hasil bulanan atau bahkan harian. Berkembanglah!

Wirausahakan Updated at: 9:27 AM

1 komentar: